Link ke menu-bar masih dalam proses editing. Tapi link ke posting sudah bisa dibaca. Terima kasih.

Sabtu, 24 November 2012

Daerah - daerah bersejarah dalam kebudayaan Minahasa


1. Tondano


Orang luar mengenal Tondano dari obyek wisatanya, danau tondano. Danau ini membentang dari Remboken, Kakas, Eris dan Tondano.

Konon danau ini terjadi karena letusan yang dahsyat karena ada kisah sepasang insan manusia yang berlainan jenis melanggar larangan orang tua untuk kawin (bahasa Minahasa: kaweng) dengan nekat lari (tumingkas) di hutan. Sebagai akibat melanggar nasihat orang tua maka meletuslah kembaran gunung kaweng tersebut sehingga menjadi danau Tondano.
Sebagai pusat pemerintahan, Tondano memiliki peran penting dalam kebudayaan Minahasa. Sarapung dan korengkeng adalah tokoh yang dikenal dalam perang melawan belanda. Perjuangan heroik Serapung dan Korengkeng sebagai pemimpin rakyat Minahasa dalam perang Tondano yang terjadi di tahun 1808-1809. Serapung adalah Kapala Walak (pemimpin masyarakat secabang keturunan) Tondano Touliang sedangkan Korengkeng adalah Kapala Walak Tondano Toulimambot dalam pertempuran untuk mempertahankan Tondano dari serbuan tentara kolonial Belanda.

“Sarapung: Kumurakan eng kapaselo-selok e walanda witu m pinasaan waki-pe se minangaopo wo mei tunakan kouman eng kapaselo-selok en saraan em puntarenee en supera nei wia sekesaru makaree tarekan”
“Korengkeng: Karengan tu’u tuana e kalo! Esa genang esa siwon.
Tondano juga merupakan pusat perkembangan agama Islam yang dibawa saat pembuangan kyai mojo.


2. Kawangkoan.
Jika kita berkunjung ke kawangkoan, pasti kita pernah melihat sebuah objek wisata Gua Jepang yang terletak di dekat sebuah jembatan. Dibangun pada masa penjajahan Jepang, tepatnya pada tahun 1943. Pembangunan gua ini memerlukan waktu sekitar satu tahun, sehingga mulai digunakan pada tahun 1944.

Gua Jepang Kawangkoan dibuat oleh para pekerja paksa (romusha) dari Minahasa dan sekitarnya. Gua ini yang memiliki 4 pintu masuk ini digunakan selama babak terakhir masa Perang Dunia ke II hingga sekutu mendarat dan Jepang menyerah tanpa syarat pada tahun 1945. Jepang membangun Gua Kawangkoan dengan tujuan sebagai tempat perlindungan, gudang penyimpanan bahan makanan dan persenjataan, tempat komunikasi, dan kegiatan konsolidasi selama perang. Gua ini memiliki lorong-lorong yang terhubung dengan beberapa lokasi di Desa Kiawa. Lorong-lorong tersebut dibuat sedemikian rupa dengan terlebih dahulu memperhitungkan ukuran-ukuran, survei awal, dan disesuaikan dengan adat istiadat orang Jepang. Pada setiap pertemuan pintu lorong dijaga oleh tentara Jepang.

Sebagai kota perdagangan di Minahasa, kawangkoan merupakan tempat strategis yang menghubungkan Amurang dengan daerah lain di Minahasa. Maka tak heran pengusaha - pengusaha pribumi banyak berasal dari daerah ini.

3. Tompaso
Disinilah asal kebudayaan Minahasa pertama. Disini dapat kita jumpai sebuah batu besar yang menjadi tempat pertemuan petinggi (Dotu) dari sub etnis Minahasa jaman dulu. Tempat di mana Minahasa berjanji untuk bersatu dalam kata Minaesa. Dijaman dahulu dimana sub etnis Minahasa yang adalah satu keturunan Toar Lumimuut sangat temperamen dan gemar berperang satu sama lain, akan tetapi disinilah awal mula Minahasa berkumpul dan bersatu dalam melawan musuh - musuh mereka saat itu. Tak hanya orang Minahasa, akan tetapi juga pengusaha - pengusaha dari dataran Cina yang memulai usaha di daerah Minahasa, juga sering datang untuk meminta petuah lewat media pakampetan (Orang yang mendapat berkat bisa menjadi media antara orang "tua-tua dulu" dengan dunia manusia. Biasanya yang memiliki keturunan langsung dan terpilih).

Cerita bersambung....

Share This
Subscribe Here

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Torang pe kampung Copyright 2012 valdys
for special purpose