Link ke menu-bar masih dalam proses editing. Tapi link ke posting sudah bisa dibaca. Terima kasih.

Sabtu, 24 November 2012

Buruan Khas Minahasa

1.  Peret. (Paniki)
Makanan jenis ini diklasifikasikan dari tiga jenis paniki. Yaitu, paniki lincoi (kecil), Paniki pisang dan paniki yaki, yang paling besar. Mereka ditangkap dengan cara ditempang atau dipukat didepan gua maupun diantara pohon-pohon dodap. Dimasak dengan bumbu santan kering (kari kering).
Ini dia waktu belum dimasak,


 2. Kawok (Tikus ekor putih)
Tikus jenis ini diburu pada malam hari, memakan buah-buahan terutama pisang. Bentuknya seperti tikus curut tapi bentuknya lebih besar dan berujung ekor putih. Rasanya enak apalagi jika dibumbu dengan pedas. Pada jaman modern mereka diburu dengan senapan angin, walaupun ada yang masih menggunakan perangkap.

3. Lolak (Tikus sawah)
Tikus jenis ini pada umumnya ada di semua daerah di Indonesia. Mereka hidup di sawah-sawah maupun di seho (pohon enau). Ditangkap dengan menggunakan anjing dan sebatang kayu. Pengalaman saya bersama teman - teman, saat kami berburu binatang ini lucunya kami kena pukul satu sama lain karena kejar - kejaran dengan si mangsa.

3. Matongko / Patola (Ular Pyton)
Hewan pemakan tikus ini biasa berada dekat dengan mangsanya. Jadi jika anda melihat ada banyak tikus berkeliaran di hutan dan disekitar pohon rimbun tanahnya bersih tidak berdaun, apalagi jika dekat sungai atau sawah, nah disitulah dia hidup. Tapi bagi seorang pria Minahasa, itu adalah buruan yang besar. Hanya berhati - hati saja dengan kebasan ekornya. Dia ditangkap dengan kayu, lalu ditebas dengan parang. Biasanya prosesnya lama sesuai medan perburuan. Hewan yang rata - rata berukuran sekitar sepuluh meter itu biasanya dimasak santan kering. Kalau di Jawa kulit ular itu mahal, kalau di Minahasa kulit ular itu enak.

4. RW
Rintek wuuk, atau dalam bahasa Indonesia Makanan dari daging Anjing. Makanan ini sudah tak asing lagi di daerah - daerah tertentu. Tapi di Minahasa makanan inilah yang dimasak dengan mode "super pedas". Seekor anjing dewasa biasanya dimasak dengan 2-3 liter Cabe Merah, bahkan ada yang lebih dari itu. Nah, bumbu inilah yang terkenal di masakan nasional seperti bebek, yaitu bumbu RW.

5. Tusa (Kucing)
Bagi yang pernah berkunjung di Minahasa, apalagi di daerah yang banyak menjual minuman keras, pasti pernah mencoba yang satu ini. Tusa ada dua jenis, ada yang hidup di hutan ukurannya lebih besar dari yang hidup di kota. Makanan jenis ini dimasak santan kering (kari) walau ada yang butuh cepat hanya langsung menggorengnya.

6. Babi Hutan
Ini adalah makanan yang paling sering kita jumpai di rumah makan Minahasa. Hewan jenis ini memakan segalanya yang bisa dia makan di hutan. Dari umbi-umbian hingga bangkai. Kalau di daerah lain mereka ditakuti karena dikatakan hewan mistik (celeng), tapi kalau di Minahasa mereka adalah buruan yang seru untuk ditangkap dan enak bila dimasak. Konon diujung taring babi rusa pemimpin kelompok, ada yang namanya "rante babi". Benda itu terlepas saat kita membunuh babi tersebut waktu dia minum di sungai. Benada itu diklaim digunakan oleh penambang untuk berjaga - jaga apabila terjadi kerusuhan di tambang.

7. Sapi utang (Anoa) 
Hewan ini paling sulit dikejar, karena bila kita hanya sendirian dan tidak membawa perlengkapan, malah kita yang dikejar. Hewan ini hampir punah dan sudah jarang ditemui di Minahasa. Dimasak seperti memasak daging sapi, atau bisa juga dibumbu seperti RW.

8. Kuse (Kus-kus besar)
Hewan yang satu ini hidup di pepohonan, berwajah mirip seekor anjing. Dia gesit di pepohonan. Tapi bila jatuh ke tanah, gerakannya melamban dan sangat mudah ditangkap. Biasanya ditembak, tapi jika tembakan tidak telak dan hanya mengenai daerah yang hanya membuatnya lemas, dia hanya akan bergelantungan sampai mati. Dan akhirnya kita harus memanjat pohon tersebut. Dimasak dengan bumbu RW.

9. Tembung (Kus-kus berkantung)
Ini adalah hewan unik berkantung yang ukurannya hampir sama dengan kucing rumah, berjalan dia atas cabang - cabang pohon, berjalan berpasangan, jadi jika kita telah menangkap pasangannya, jelas sudah didekat situ ada pasangan yang satunya lagi. Biasanya dimasak dengan bumbu RW.

10. Yaki (Monyet hitam tak berekor)
Hewan yang hidup di pedalaman hutan sulawesi ini sudah tak asing lagi. Ini adalah monyet tak berekor berbulu hitam. Hidup berkelompok dan makan apa saja yang dilewati mereka. Berburu hewan semacam ini berbahaya untuk anjing pemburu bila kita membawa hanya satu ekor saja. Anjing pemburu dengan naluri memburu akan mengejar mereka hingga jatuh dilembah atau dikeroyok. Hewan ini dilindungi karena merupakan hewan endemik di sulawesi. Mereka sering ditangkap dengan perangkap berbentuk kurungan. Dimasak dengan bumbu RW.






Share This
Subscribe Here

0 komentar:

Posting Komentar

 

Labels

Torang pe kampung Copyright 2012 valdys
for special purpose